PEMKAB TEMANGGUNG PERINGATI HARI LANSIA KE 13
TEMANGGUNG, Pemerintah Kabupaten Temanggung menyelenggarakan resepsi peringatan hari lansia ke 13 tahun 2009 di Graha Bhumi Phala Setda Temanggung Sabtu (30/5). Acara tersebut dihadiri Wakil Bupati, Muspida, Pimpinan DPRD dan pejabat terakit serta diikuti ratusan warga lansia dari 20 kecamatan. Resepsi diisi ceramah kesehatan oleh dr. Joko Agung Priambodo mengetengahkan topik Bagaimana cara hidup sehat bagi lansia.
Bupati dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wakil Bupati Ir. Budiarto mengatakan, jumlah lansia di Temanggung sebanyak 50.032 jiwa terdiri 46.205 lansia potensial dan 3.827 lansia non potensial. Diutarakan, penduduk lanjut usia terlantar/non potensial secara psiko social dan ekonomis sangat memprihatinkan dan menyedihkan. Mereka ujarnya banyak yang dijumpai menjadi pemulung, peminta-minta dan yang sangat disesalkan, kepedulian masyarakat terhadap orang-orang dhuafa lansia tersebut sangat rendah.
“Kondisi lansia yang menyedihkan, sudah menjadi kewajiban pemerintah menyediakan jaminan sosial berupa penyediaan lapangan kerja yang sesuai maupun melindunginya secara pshykis. Selain itu meningkatkan taraf kesejahteraan social melalui permodalan dan bimbingan yang mengarah pada kegiatan usaha ekonomi produktif maupun kelompok usaha bersama“ ujarnya
Menurutnya, untuk mewujudkan kewajiban itu, pihak Pemkab dibantu stake holder terkait telah menerbitkan Surat Keputusan Bupati Nomor 465.1/075/08. Dalam SK tersebut memuat tentang pembentukan Komisi Daerah Lansia yang keanggotaannya terdiri Pemerntah, Swasta, Cendekiawan dan Relawan. Melalui Komisi tersebut penanganan pembangunan lansia berjalan optimal, sehingga lansia dapat mempertahankan dan mengembangkan peran dan fungsinya secara mandiri.
Sementara itu Sugeng Kusman yang mewakili warga lansia mengatakan, Pemerintah mengakui keberadaan para lansia ditengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu para lansia merasa bangga dan bahagia telah memperoleh kehormatan dan penghargaan masih diwongke dan klebu etungan. Dengan demikian eksistensi lansia masih diperhitungkan, tidak dianggap sudah tidak laik beredar dan dimasukkan kotak seperti wayang kulit.
“Meski fisik para lansia sudah tua renta termakan usia, kemampuannya serba terbatas, namun semangatnya masih tetap menyala dalam mengabdikan diri kepada sesama serta kepada Negara dan Nusa Bangsa” ujarnya.(Hms/Edy Laks)