Sekolah tersebut meliputi SMP 1 Temanggung, SMP 2 Temanggung, SMP 6 Temanggung, SD Al Kautsar Temanggung, SMA 1 Candiroto, SMK Tembarak dan SMA 1 Temanggung. Lomba Adiwiyata merupakan program Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan keasadaran warga sekolah, dalam bidang pelestarian lingkungan hidup.
Wakil Bupati Irawan Prasetyadi dalam sambutannya menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi atas keberhasilan 7 sekolah mendapat penghargaan dari pemerintah berupa tropi Adiwiyata nasional. Dengan diperolehnya penghargaan tersebut diharapkan akan lebih memacu semangat dalam mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan yang bersih, sehat, indah dan asri. Dengan demikian bisa menjadi penyangga kabupaten Temanggung dalam lomba Adipura.
“Keberhasilan 7 sekolah mendapat penghargaan Adiwiyata Nasional hendaknya bisa menjadi inspirasi sekolah-sekolah lain untuk mewujudkan tata kelola lingkungan sekolah yang sejuk, bersih dan sehat“ pintanya
Sekretaris Badan Lingkungan Hidup (BLH) Temanggung, Adi Nurtantio, mengatakan, ketujuh sekolah yang mendapat penghargaan Adiwiyata Nasional, sebelumnya telah menjalani seleksi administrasi oleh tim pusat. Sebelum maju ke tingkat nasional ketujuh sekolah tersebut telah mengikuti lomba yang sama tingkat Provinsi Jateng. Hasilnya cukup mnggembirakan, karena perolehan nilai mereka di atas 72, sehingga memenuhi salah satu syarat untuk lolos ikut dalam lomba di tingkat nasional. Dalam penyelenggaraan lomba Adiwiyata selama ini, telah dua sekolahan dari Kabupaten Temanggung yang memperoleh tropi Adiwiyata nasional, yakni SMA 2 Temanggung dan SMK 1 Temanggung. Bahkan, keduanya telah meraih Adiwiyata Mandiri dari Kementrian Lingkungan Hidup karena mampu meraih nilai melebihi kriteria penilaian.
“7 Sekolah yang mendapat tropi Adiwiyata kita beri kesempatan untuk menyampaikan paparan tentang program kerja dibidang penataan lingkungan sekolah“ katanya.
Seusai pemaparan dilanjutkan workshop Adiwiyata dengan nara sumber Hardono dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah dan Kukuh Santoso dari Universitas Negeri Semarang.(Hms15/Edy Laks)