POTENSI HASIL 7,6 TON PER HEKTAR
TEMANGGUNG, Bupati Temanggung Drs. Hasyim Afandi melakukan panen perdana jagung hibrida varietas Nk 33 di Desa Bendungan Kecamatan Tretep Rabu kemarin (6/7). Panen perdana ditandai dengan pemetikan buah jagung di lahan milik petani disaksikan Kepala Bappeda, Kepala Bapeluh, Camat Tretep beserta Muspika dan pejabat terkait.
Bupati Hasyim Afandi dalam sambutannya mengatakan menyambut positif upaya Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Temanggung mengembangkan jagung hibrida varietas NK 33 di Tretep. Hal tersebut dinilai sangat bermanfaat untuk meningkatkan produksi jagung sekaligus kesejahteraan petani. Dia mengharapkan agar budidaya penanaman jagung hibrida NK 33 terus dikembangkan di masa mendatang.
Menurutnya petani era sekarang sudah waktunya mengubah paradigma pikiran lama. Kalau pada jaman dulu ungkapnya, petani hanya berpikir sederhana misalnya menanam jagung berbuah jagung. Namun untuk saat ini paradigma itu harus diubah tidak lagi menanam jagung berbuah jagung, melainkan menanam jagung harus berbuah uang. Filosofi itu artinya petani mesti berpikir produktif, dalam bercocok tanam selektif memilih jenis tanaman pertanian varietas unggul dan prospek pasarnya cerah seperti jagung hibrida NK 33 guna menghasilkan uang.Dengan demikian petani dapat menikmati keuntungan sehingga hidupnya sejahtera.
“Dengan mengembangkan pola berpikir kreatif, inovatif dan produktif, petani tahu persis komoditas apa yang ditanam dan kapan harus menanam supaya pada saat panen mudah dijual dan harganya mahal. Kesalahan yang acap kali dilakukan petani pada umumnya kurang memperhatikan jenis tanamam dan waktu penanaman. Pada saat panen jumlahnya melimpah otomatis harganya murah sehingga merugi“ tandasnya seraya menambahkan hasil pengembangan inovasi berbagai komoditas pertanian unggulan kini sudah mulai membuahkan hasil memberi peluang petani meningkatkan penghasilannya.
Pelaksana Kegiatan P3K Kecamatan Tretep Widiyatno menjelaskan, pada tahun 2011 ini meluncurkan program demplot pengembangan penanaman jagung hibrida NK 33 di Desa Bendungan Kecamatan Tretep. Diutarakan, uji coba demplot seluas 50 hektar dilaksanakan di desa Tlogo dan Simpar masing-masing 20 hektar dan di Bendungan 10 hektar. Untuk Desa bendungan penanaman dilakukan pada tanggal 20 -28 Februari 2011 dan setelah dipanen rata-rata setiap hektarnya menghasilkan jagung pipilan kering 7,6 ton. Hal itu jauh lebih banyak bila dibandingkan jagung lokal yang rata-rata setiap hektarnya hanya menghasilkan 2,2 ton.
Keunggulan jagung hibrida NK 33 lanjutnya, tanaman kokoh, buahnya besar dan padat serta tahan roboh. Hal itu berbeda dengan jenis jagung yang lain yang kebanyakan tidak kokoh sehingga mudah roboh bila ada serangan angin, akibatnya kualitas maupun kuantitas menjadi tidak baik. Selain itu tahan penyakit dan butirannya besar serta kebutuhan benih hanya 15 kg perhektar. Saat ini harga jagung pipilan kering NK 33 laku Rp.3000/kg sehingga setiap hektarnya rata-rata menghasilkan Rp.22.800.000. Sedang biaya produksi setiap hektarnya hanya Rp.2.700.000, dengan demikian petani mendapatkan keuntungan bersih Rp.20.000.000/hektar.
“Demplot percontohan bertujuan untuk meningkatkan produksi dan minat petani sekaligus menyebarluaskan hasil percontohan budidaya jagung hibrida NK 33 yang memiliki keunggulan lebih dibanding jenis lain. Dengan menaman jenis jagung ini, petani berpeluang besar memperoleh hasil yang banyak guna meningkatkan kesejahteraannya“ ujarnya. Seraya menambahkan, melalui uji coba ini diharapkan petani mampu mengelola sumber daya yang tersedia secara terpadu dalam melakukan budidaya berdasarkan kondisi spesifik lokasi sehinga lebih trampil dan mampu mengembangkan usaha taninya guna peningkatan produksi.(Hms11/Edy Laks)